Hai, teman-teman. Ketemu lagi sama aku, Joelia. Aku punya cerita seru nih. Ijinkan ku berbagi cerita dan cinta yaa! 😊😊
Hari ini adalah hari ke-30, merupakan hari terakhir challenge clearing jealousy.
Bagiku, ini adalah bagian dari my journey yang amazing. Ketika dr. Dave menginisiasi voice chat clearing challenge yang langsung terbersit dalam diriku adalah jealousy.
Yang menakjubkan adalah memilih dan melakukan challenge ini membawa perubahan pada seluruh diriku, layaknya kepingan-kepingan puzzle yang kemudian pas terekat. Aku merasakan bahwa setiap hal ada waktunya tersendiri, kesadaranku beriring manis bersama waktu.
Perjalanan hidupku adalah kelas Access yang sesungguhnya, dan kunci dari tools Access adalah practice😊
Sekalipun di masa pandemi ini aku memilih untuk tidak mengikuti event-event swap bersama teman-teman dan memilih diam di rumah, namun aku melakukan swap dengan suami. Terjadwal rutin dan commit di setiap hari Sabtu pukul 14.00 wib/siang.
Ujian terus mesra menghampiriku di setiap waktu, bahkan sesekali membuatku “tersungkur”, namun lulus ujian adalah kado termanis menuju ujian berikutnya. Masih banyak kepingan puzzle yang belum kutemukan atau mungkin kuketahui tapi tak maui. 😯
Di perjalanan clearing challenge jealousy ini, bukan hanya jealous yang terbuang. Perasaan jealous juga membuat aku ingin seperti “dia” (lalu eksesnya adalah judging terhadap diri sendiri, muncul kompetisi, dan bahkan menggunakan realita orang lain untukku).
Bagian ajaibnya adalah itu semua hancur. Aku menjadi diri sendiri , this is my own journey yang sangat asiiiik. Satu lagi kepingan puzzle diriku yang ajaib adalah gratitude. Agustus 2020 yang lalu dr Dave mengajak challenge menulis 10 syukur setiap hari, tidak boleh sama ucapan syukurnya, dan…?
Dan hari ini, setelah 9 bulan, aku masih terus bersyukur dan menuliskannya. Tak pernah terbayangkan bahwa sampai dengan hari ini aku telah menuliskan lebih dari 3600 (baca : tiga ribu enam ratus😯😁) rasa syukur yang tidak pernah sama.
Tercenung….
Terpesona….
Takjub….
Wooow!!!
Beribu syukur. Itu artinya Tuhan dan semesta menyediakan berlipat-lipat dari itu, maukah kita menyadarinya dan menerimanya? Secara tak sengaja beberapa hari lalu aku sedang berdiskusi dengan kolega tentang suatu masalah pekerjaan yang tampaknya begitu pelik.
Lalu aku bertanya : weip? What else is possible?
Bersyukurlah selalu dalam segala hal. Bagaimana aku bisa bersyukur?
Apa kontribusi kepelikan ini yang create more buat diriku?
Lalu berdiskusilah kami dan berceritalah aku tentang buku catatan gratitude. Lalu keajaiban terjadi lagi. Kolegaku itu adalah kolektor notes book dan karena merasa koleksi itu lebih berguna jika dibagikan kepada orang yang membutuhkan, maka dibagi-bagikanlah notes book itu, dan bagian ajaibnya adalah ada 1 notes book yang dia rasakan nggak mau diberikan ke orang, setiap kali, selalu dan selalu muncul (ketika beberes) seperti menunggu untuk ditulisi.
Dan..?
Ternyata notes book itu menunggu ditulisi gratitude😍😍. Woww!!
Mulai hari itu dia menulis 10 ucapan syukur di notes book itu, setiap hari. Dan notes book itu selalu dibawa kemanapun dia pergi. Clearing challenge jealousy memperkaya rasa syukurku.
Bersyukur menjadi diriku sendiri
Bersyukur dalam pelukku
Bersyukur dalam rinduku
Gratitude,
Joelia,
Bandung, 10 June 2021