Halo, Sahabat Ceria!
Selamat datang kembali di halaman ini. Semoga pada sehat dan terhindar dari serangan maupun paparan Covid-19, ya! Stay safe, stay clean and healthy. 😊
Yang paling penting lagi, nih, tetap jaga hati, bodi (stamina), dan jauhkan diri dari membaca berita hoax tentang Covid-19, agar hati dan jiwa tetap hepi, ok?
Dan…?
Dan sesuai judul postingan ini, Teh Mimi mau ngenalin kalian dengan salah satu praktisi Access Consciousness yang adalah juga seorang fasilitator Access Bars, nih! Namanya Kak Poppy Loise, berdomisili di Jakarta. Yuk, kenalan dengannya sembari ‘mendengarkan’ testimoninya selama perjalanannya bersama Access Consciousness. Check it out below, ya!
Praktisi Access Consciousness dan Fasilitator Access Bars |
Hallo…,
Salam kenal, nama saya Poppy Louise dan lebih suka dipanggil QPop, bukan Mba atau Ibu. Saya mengenal Access Consciousness atas rekomendasi kawan prana, yang mulai gerah dengan kegalauan saya.
Sudah pecicilan, gak konsen meditasi, dan tukang galau maksimal. Oktober 2018, saya mengikuti kelas perkenalan Access Bars di Tangerang, dan di sana saya mendapatkan sesi Access Bars pertama saya. Rasanya apa?
Rasanya beraaatttttt!!
Saya juga merasakan ada sesuatu yang gelap yang seolah terlepas dari lengan kanan saya. Entah apa itu? Saya juga mendapatkan clearing secara verbal, yang tidak saya pahami pada saat itu. Sebagai single mom dengan 3 anak, tentunya biaya investasi untuk menjadi praktisi Access Bars, sangatlah berat.
Tiga juta seratus Rupiah (IDR. 3,1 juta ) pada masa itu. Saya tidak ada uang sejumlah itu. Akhirnya, saya mengikuti kelas money yang menurut saya lebih murah, dan tentu saja saya berharap kelas itu bisa memperbaiki keuangan saya….
Di kelas Money, saya berkenalan dengan teman-teman baru, salah satunya adalah dr. David dari Bandung, yang saat itu belum menjadi praktisi Access Consciousness. Saat itu, kami kembali belajar mengenai human dan humanoid, dan saya banyak bertanya kepada David mengenai anak-anak dan kehidupan saya.
Secara awam, saya tidak paham mengenai humanoid, tapi paham mengenai orang-orang yang mempunyai kemampuan lebih, indra ke-6, atau indigo. Iseng-iseng, saya bertanya pada teman baru yang indigo mengenai repeating pattern.
Apakah Access bisa mematahkan repeating pattern tersebut?
(Oiya, repeating pattern saya waktu itu adalah untuk berelasi dengan orang-orang yang ‘salah’ dan biasanya hanya bertahan 4-6 bulan, diikuti kegalauan menahun).
Dokter David bilang begini, “mungkin bisa…, coba aja….” Hahahhahaa…
Baiklah…, waktu itu baru berelasi 3 bulanan, mulai gak jelas juga.
Desember 2018, entah bagaimana caranya, menguras seluruh tabungan saya, saya nekat mengikuti kelas Access Bars pertama saya di Bandung dan mulailah perjalanan bersaama Access Consciousness ini dimulai.
Perjalanan Access Consciousness saya cukup aneh, cepat namun aneh!
Saya belajar Access Energetic Facelift, saya belajar beberapa Access Body Processes lainnya. Banyak kelas-kelas body process yang saya ikuti. Saya juga belajar ulang Access Bars lagi, kedua kali…, ketiga kali…, dan mengurus lisensi Bars Facilitator saya.
Ya, saya resmi menjadi pengajar kelas Access Bars!!!
Banyak keajaiban yang terjadi pada kehidupan teman-teman dan clients yang menerima sesi bars. Tanpa janji apa-apa, karena tidak boleh ada proyeksi dan ekspektasi. Namun banyak sekali testimoni.
Saya sendiri berubah menjadi pribadi yang lebih percaya diri, dan banyak tools dari Access Consciousness yang bisa saya gunakan untuk membungkam dan membuang kegalauan saya. Dalam satu tahun, saya membuat beberapa kelas Access Bars dengan peserta yang unik menarik.
Kemungkinan apa yang terbuka, yang tersedia untuk saya, hari ini dan di masa mendatang?
Access Consciousness adalah ongoing process, terus belajar untuk terus meningkatkan awareness kita. Terus belajar untuk melihat banyak hal dalam kehidupan sebagai sudut pandang yang menarik (IPOV, Interesting Point of View).
Belajar untuk menyayangi diri sendiri, dan belajar untuk menjadi garam dan terang dunia. Mempelajari Access Consciousness juga secara langsung dan tidak langsung belajar untuk lebih allowance terhadap kehidupan, tidak memilih drama dan trauma (karena kita mempunyai tools untuk membuang sampah emosi yang 98% bukan punya kita), lebih peka untuk mendengarkan dan menyayangi diri sendiri, bumi, dan semesta.
Catatan kaki:
Akhirnya saya putus dengan pacar saya setelah satu tahun lebih sedikit (ada rasa senang, karena sudah tidak terjebak dalam repeating pattern 4-6 bulan), dan masa itu saya banyak terbantu oleh teman-teman Access dan tools Access, untuk menjalani kehidupan dengan lebih legowo, allowance.
All of life comes to me with ease, joy, and glory.
Saya juga memahami, sebagai infinite being, kita sebenarnya sudah lengkap, tidak butuh pelengkap untuk menjadikan diri kita utuh. Namun, ketika semuanya direlakan, lebih banyak keajaiban yang terjadi. Biarlah dan biarkan semesta, body dan being kita, yang memberikan pilihan yang menyenangkan dalam hidup ini.
Weip? What else is possible.How does it get any better than this?
QPop – Jakarta
WA. 081299898459