Pernahkah kamu merasa kesepian, padahal dikelilingi banyak orang?
Itulah paradoks relasi manusia modern: kita dekat secara fisik, tapi jauh secara batin. Satu rumah, satu kantor, satu chat grup—tapi tetap merasa kosong dan tak terhubung.
Seringkali kita tinggal satu atap, satu ruangan, bahkan satu tempat kerja—namun terasa seperti hidup di dunia yang berbeda. Kita punya ratusan kontak, ribuan followers, tapi tak satu pun yang tahu kapan terakhir kali kita menangis sungguhan.
Inilah wajah relasi manusia hari ini yang ditampilkan dengan jujur dan menyentuh dalam eBook “Berakar Nusantara” karya dr. Dhavid Avandijaya Wartono.
Krisis Relasi Manusia Modern di Era Digital
Dalam salah satu bagiannya, dr. Dhavid menulis tentang paradoks relasi: kita saling menyapa di media sosial, tapi tak saling menyentuh batin. Hubungan menjadi transaksional:
- Kalau kamu setuju, kita teman.
- Kalau kamu beda pandangan, aku jauhi.
- Kalau kamu tak balas chat cepat, aku merasa ditolak.
Padahal budaya Nusantara mengajarkan bahwa relasi adalah urusan hati, bukan sekadar opini. Kita diajarkan menyambut tamu, menjunjung nilai gotong royong, dan merawat ikatan antarmanusia sebagai bagian dari jiwa kolektif bangsa.
⚔️ Budaya Kompetisi yang Mengikis Rasa
Sejak kecil kita dijejali dengan dogma: harus jadi juara, harus dipilih, harus lebih hebat. Kita tumbuh dengan pola pikir bahwa hidup adalah lomba, dan manusia lain adalah pesaing. Dalam eBook ini, dr. Dhavid menyentil keras ilusi itu.
Budaya kompetisi memperburuk relasi manusia modern, karena kita melihat manusia lain sebagai lawan, bukan teman tumbuh.
Filosofi gotong royong yang menjadi dasar budaya lokal kita justru mengajarkan sebaliknya: bahwa semua orang punya peran penting, sekecil apa pun. Tidak ada yang ditinggalkan hanya karena ia tidak “produktif.”
Hal ini sangat kontras dengan cara hidup masa kini yang memuja pencapaian, tapi mengabaikan kedalaman batin dan makna sejati kebersamaan.
Menyembuhkan Relasi Manusia Modern Lewat Nilai Nusantara
eBook ini bukan hanya bahan bacaan, tetapi undangan merenung. Dalam setiap paragrafnya, pembaca diajak kembali memahami bahwa pilihan hidup kita hari ini menentukan arah hubungan kita dengan sesama dan dunia.
Apakah kita akan terus membangun tembok? Atau mulai meretas jalan menuju empati, keberanian mendengar, dan ketulusan menjalin ikatan?
Bagi kamu yang sedang mencari cara untuk hidup ceria tidak hanya secara individu tapi juga dalam hubungan sosial yang sehat dan utuh, tulisan ini bisa menjadi cermin penting. (Baca juga: Hidup Ceria)
Dan saat kamu merenungkan kembali nilai pilihan hidup, mungkin kamu akan menyadari: bahagia bukan dari menang, tapi dari bersama. (Lihat juga: Pilihan Hidup)
Tentang eBook “Berakar Nusantara”
Ditulis dengan pendekatan kontemplatif dan berbasis transformasi kesadaran serta kultural, ebook ini mengeksplorasi nilai-nilai lokal sebagai jawaban atas krisis eksistensial dan relasi manusia masa kini.
dr. Dhavid menghadirkan pengalaman batin, refleksi sosial, hingga panggilan untuk menghidupkan ulang cara kita terhubung — dengan diri, sesama, dan bumi yang kita pijak bersama.
Ajak Diri Untuk Pulang ke Akar Relasi Sejati
Ebook ini bukan untuk dibaca cepat-cepat, tapi untuk dipahami perlahan — dan direnungkan dalam-dalam.
eBook “Berakar Nusantara” mengajak kita menyembuhkan relasi manusia modern dengan pendekatan empatik, kolaboratif, dan membumi.
Untuk informasi dan pemesanan, bisa tanyakan di dalam komunitas Hidup Ceria. Yuuuk klik langsung disini supaya tergabung dalam komunitas.